Personal Knowledge Management (PKM) adalah proses yang dilakukan individu untuk mengelola pengetahuan secara sadar, aktif, mandiri, dan berkelanjutan. Dalam praktiknya, PKM mencakup aktivitas mengumpulkan informasi, memahami dan menghubungkan pengetahuan baru dengan yang sudah dimiliki, menyimpannya secara terstruktur, mengembangkannya menjadi wawasan pribadi, serta membagikannya kembali kepada orang lain. PKM memungkinkan seseorang untuk tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi pengelola dan pencipta pengetahuan.
Dalam dunia modern yang penuh dengan arus informasi tanpa henti, kemampuan untuk mengelola pengetahuan menjadi keterampilan yang sangat penting. Informasi kini bisa diakses dengan mudah melalui internet, media sosial, dan berbagai platform digital lainnya. Namun, tanpa kemampuan mengelola informasi tersebut, seseorang bisa kewalahan, bingung, atau bahkan salah arah. Maka dari itu, PKM menjadi alat navigasi penting di tengah banjir informasi.
Awalnya, konsep PKM berkembang di lingkungan profesional — digunakan oleh para pekerja, peneliti, dan manajer untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pengambilan keputusan. Namun, belakangan ini PKM semakin luas diterapkan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran mandiri dan pembelajaran berbasis pengalaman.
Dalam konteks keluarga dan pendidikan anak, PKM sangat relevan karena menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di sekolah atau di ruang kelas formal. Anak-anak belajar dari banyak hal: pengalaman sehari-hari, percakapan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya, media yang mereka konsumsi, dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari rasa ingin tahu mereka. PKM membantu anak menyusun sendiri proses belajarnya, sehingga mereka tidak hanya pasif menunggu diajari, tetapi aktif menggali dan memahami dunia di sekitarnya.
Perbedaan utama antara pembelajaran biasa dengan pembelajaran berbasis PKM adalah pada kesadaran dan kemandirian. Anak yang menerapkan PKM akan lebih sadar akan:
- Apa yang ingin ia pelajari
- Dari mana ia bisa mendapatkan informasi yang valid
- Bagaimana cara menyimpan dan mengatur informasi tersebut
- Bagaimana menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang dimiliki
- Bagaimana membagikan pengetahuan kepada orang lain
PKM sangat cocok diterapkan dalam lingkungan rumah karena prosesnya fleksibel, personal, dan kontekstual. Orangtua dapat mendampingi anak dalam proses ini dengan cara-cara sederhana: mengajak berdiskusi, memberi ruang eksplorasi, menyediakan alat bantu belajar, dan menciptakan suasana yang mendukung pembelajaran mandiri. Misalnya, saat anak tertarik dengan topik tentang luar angkasa, orangtua bisa menemaninya menonton dokumenter, mencatat fakta-fakta menarik, lalu membuat proyek kecil seperti maket tata surya.
Dengan demikian, PKM tidak hanya memperkaya isi kepala anak, tetapi juga melatih kebiasaan berpikir, menganalisis, dan mencipta. Inilah yang akan menjadi bekal penting anak dalam perjalanan menjadi pembelajar sepanjang hayat—yang tidak hanya mencari tahu, tapi juga tahu bagaimana cara belajar dengan efektif, kontekstual, dan menyenangkan.
Jika mempunyai pertanyaan berkaitan dengan tulisan, pelatihan, pendampingan dan layanan kami, serta berkeinginan kerjasama, silahkan kontak kami, haitan.rachman@inosi.co.id